(Gambar: dailymail) |
Pernahkah Anda tersengat lebah..? Mungkin di antara beberapa jenis rasa sakit, sengatan lebah termasuk satu dari sekian yang menyakitkan, sehingga sebisa mungkin orang menghindarinya. Sebab, efek sengatan lebah tentu membuat siapa pun merasa kesakitan. Tapi tidak dengan Ingrid Watt, Wanita berusia 36 tahun yang menderita penyakit Lyme selama hampir 2 tahun. Belakangan ini ia dibantu oleh sang suami untuk membiarkan dirinya disengat 30 lebah setiap Minggunya. Pastinya bisa Anda bayangkan, sengatan 30 lebah per Minggu yang artinya dia membiarkan dirinya disakiti lebah sebanyak 120 kali dalam sebulan. Jika itu sudah berjalan dalam kurun waktu 2 tahun terakhir, berarti lebih dari 2500 sengatan yang telah ia rasakan.
Namun penderitaan ini justru dianggapnya sebagai keharusan, bahkan menjadi cara agar dirinya tetap bisa melanjutkan hidup. Sang suami, Darren, harus selalu menggunakan pinset untuk menjepit lebah, hingga menyengat tubuh sang istri. Kemudian membiarkannya menancap di tubuh istrinya selama 20 menit, agar memperoleh khasiat sengatan lebah tersebut.
Sebenarnya apa itu penyakit Lyme ?
Penyakit Lyme sendiri merupakan penyakit pertama kali ditemukan di wilayah bernama Old Lyme, Connecticut. Penyakit ini disebabkan oleh gigitan kutu, sehingga menyebabkan penyebaran bakteri berdampak pada kulit, persendian, jantung, maupun sistem saraf. Mulanya, kondisi demikian hanya ditemukan pada hewan. Hingga pada tahun 1975, bakteri yang disebut Borrelia burgdorferi mampu menyerang manusia.
Gambar: abcnews |
Dilansir dari Lymedisease.org, bakteri penyebab penyakit Lyme juga dikenal sebagai “ The Great Imitator ” ( Sang Peniru ). Disebut demikian karena gejala penyakit Lyme sangat mirip dengan beberapa penyakit lain, sehingga membuatnya sangat sulit untuk didiagnosa. Bahkan ketika diadakan tes darah sekalipun, tidak mampu memberi analisa pasti mengenai keberadaannya.
Tapi secara umum, seorang yang terkena penyakit Lyme akan mendapati bintik merah, serta timbul lingkaran cukup besar di sekitar bekas gigitan. Beberapa ahli pun menyarankan untuk menggunakan Tetrasiklin, Penisilin atau beberapa Antibiotik guna mengurangi penyakit ini. Namun sebagian ahli menyatakan, Penisilin masih belum mampu memberikan efek yang bisa membantu penderita penyakit Lyme.
Bagi penderita penyakit Lyme dengan level lebih kronis, dapat mengakibatkan tidak bekerjanya sistem persendian. Kemudian berlanjut pada kelumpuhan pada tubuh, sampai memicu kerusakan organ jantung. Tidak berhenti sampai di situ, sel bakteri Borrelia Burgdorferi sanggup menyerang sistem pusat saraf, sehingga mengakibatkan dampak gangguan penglihatan, kejang, maupun kelumpuhan wajah.
Ketika Ingrid tertimpa penyakit Lyme, dirinya pun tidak menyadari bahwa bakteri tersebut telah menjalar ke dalam tubuhnya. Persoalan itu baru dirasakan saat ia mulai mengalami beberapa masalah kesehatan. Awalnya dokter yang merawatnya berusaha keras untuk mengidentifikasi gangguan tubuhnya. Pemberian Antibiotik pun sudah dilakukan, tapi hasilnya tetap nihil. Sampai akhirnya ia memberanikan diri untuk menaruh lebah di tubuhnya agar mendapat sengatannya.
Lantas, dari mana Ingrid mendapatkan ide pengobatan dengan sengatan lebah ?
Ide pengobatan menggunakan sengatan lebah sejatinya berasal dari kesimpulan Ingrid sendiri saat dirinya membaca sebuah laporan. Yakni pemberitaan mengenai wanita Amerika yang mengidap penyakit sejenis, kemudian tersengat oleh sekumpulan lebah. Hal pertama sempat terlintas dalam benak pikirannya kala membaca berita itu, " tentunya wanita itu akan meninggal.. ". Namun di luar dugaan wanita tersebut justru berangsur membaik, sampai tiga tahun ia dinyatakan sembuh dari penyakit Lyme.
Semenjak itulah, Ingrid memutuskan menggunakan lebah sebagai sarana pengobatan agar bisa menang melawan penyakit Lyme yang dideritanya. Pada awalnya, ia hanya menggunakan 2 sengatan lebah tiap dua hari sekali. Apa yang ia rasakan sangat luar biasa, dalam waktu 2 Minggu merasa dirinya jadi lebih memiliki tenaga. Bahkan kemampuan sarafnya pun mengalami peningkatan. Ia dan suaminya pun sepakat untuk memesan lebah sebagai sarana pengobatan, dengan membayar 12,50 Poundsterling untuk tiap 50 ekor lebah. Angka ini setara dengan 250.000 dalam kurs rupiah.
Gambar: visitapuerto |
Namun jalan yang ditempuh Ingrid bukan tidak berisiko. Menurut Dr Sandra Pearson, direktur kesehatan dari lembaga swadaya yang secara khusus mempelajari kasus Lyme menegaskan, tidak ada laporan anekdot dari penggunaan racun lebah ini mampu meningkatkan Symptom ( gejala ) mereka. Meski demikian, tidak ada satu pun sifat pengobatan medis maupun herbal yang tidak membawa efek samping. Dalam kasus ini, kemungkinan besar efek sampingnya adalah Anafilaksis ( alergi karena sebab kekebalan tubuh merespon zat berbahaya dari lingkungan luar, akan tetapi bersifat sangat agresif bahkan mampu mengancam nyawa).
Bagaimana sistem kerja sengatan lebah ini mampu menyembuhkan penyakit Lyme ?
Dalam sengatan lebah sebenarnya terdapat senyawa aktif berupa Melittin. Melittin sendiri adalah Peptida, termasuk molekul terbentuk dari Asam Amino. Kalau jumlah asam amino berada di bawah angka 50 maka akan terbentuk peptida. Akan tetapi jika melebihi angka 50 akan membentuk kandungan protein. Sementara peptida mampu memberikan sensasi terbakar cukup luar biasa pada tubuh. Namun beberapa ilmuwan yang melakukan tes laboratorium juga menemukan, bahwa Melittin pada sengatan lebah ternyata sangat efektif untuk melumpuhkan bakteri Borrelia, yang menjadi sumber penyakit Lyme itu sendiri.
Ditulis Oleh : Arbamedia.com / Herry. W
Referensi : medicinenet.com, dailymail.co.uk, lymedisease.org
Referensi : medicinenet.com, dailymail.co.uk, lymedisease.org